Proses Pembentukan Urine
Ekosistem.co.id – Jumpa lagi dengan Guru yang pada kesempatan kali ini akan membahas mengenai proses pembentukan urine. Bagaimana urine bisa terbentuk dan terproses di dalam tubuh kita.
Dan bagaimana cara tubuh kita mengeluarkan urine, semua akan dibahas secara lengkap pada ulasan di bawah ini.
Proses Pembentukan Urine
Tiga peroses pembentukan Urine yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengumpulan) atau sekresi. Untuk lebih lengkapnya, agar sahabar biologi mengetahui bagaimana proses pembentukan urine, bisa sahabat lihat pada ulasan di bawah ini :
1.) Filtrasi ( Penyaringan )
Semua ginjal memiliki kurang lebih satu juta nefron, yang merupakan tempat pembentukan urine. Darah akan disaring pada waktu waktu tertentu oleh ginjal. Hal ini dilakukan untuk melenyapkan zat zat dari sisa proses metabolisme dalam tubuh.
Hal ini pula dilakukan agar tubuh lebih seimbang antara pH darah, cairan di dalam tubuh hingga kadar darah.
Bagian utama dari proses pembentukan urine adalah filtrasi yaitu proses penyaringan darah yang mengandung zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun untuk tubuh. Pada gambar di atas, proses pembentukan ini ditandai dengan huruf A.
Filtrasi terjadi di badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus sendiri bertugas sebagai penyaring dari cairan yang ada di dalam tubuh.
Seperti air, garam, glukosa, asam amino, urea dan limbah lainnya. Agar cairan ini dapa melewati kapsul Bowman.
Lalu dari hasil filtrasi ini lah urine primer akan dihasilkan.
Urine primer termasuk urea di dalamnya, yang dihasilkan dari amonia yang terkumpul ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.
2.) Reabsorpsi
Kisaran 43 galon cairan tubuh melewati proses filtrasi, tetapi sebagian besar diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Reabsorpsi sendiri terjadi di dalam tubulus proksimal nefron, pada lengkung henle atau loop of henle, lalu akan menuju ke tubulus distal hingga ke tubulus pengumpul. Proses reabsorsi sendiri ditandai dengan huruf B.
Kemudian air bersamaan dengan glukosa, asam amino, nutrisi dan natrium nantinya akan diserap lagi oleh aliran darah yang ada pada kapiler. Kapiler ini sendiri letaknya mengelilingi tubulus.
Air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
Hingga akhirnya proses ini berhasil membentuk urine sekunder.
Biasanya semua glukosa diserap kembali. Terdapat pengecualian untuk mereka yang mengidap diabetes, karena kelebihan glukosa akan menetap pada filtrat.
Natrium dan ion-ion lain diserap kembali secara tidak lengkap, dengan proporsi yang lebih besar tersisa dalam filtrat ketika lebih banyak dikonsumsi dalam makanan, menghasilkan konsentrasi darah yang lebih tinggi.
Hormon mengatur proses transport aktif di mana ion seperti natrium dan fosfor diserap kembali.
3.) Sekresi atau augmentasi
Sekresi adalah tahap terakhir dalam pembentukan urine, yaitu ketika urine akhirnya dibuang. Dalam gambar di atas, proses sekresi ditandai dengan huruf C.
Terdapat beberapa zat yang akan mengalir secara langsung dari darah. Yang ada di sekitar tubulus dista atau distal convoluted tubule. Serta pada tubulus pengumpul atau collecting tubule, dan menuju ke tubulus tersebut.
Proses pembuangan ion hidrogen atau proses sekresi dilakukan lewat proses ini. Dan merupakan bagian dari mekanisme yang ada di dalam tubuh. Hal ini dilakukan untuk menjaga pH agar tepat bagi tubuh. Atau agar pH tetap seimbang antara asam serta basa di dalam tubuh.
Ion kalium, ion kalsium, dan amonia juga dibuang pada tahap ini, seperti beberapa obat. Hal ini dilakukan agar komposisi kimia yang ada di dalam darah kita jumlahnya normal dan tetap seimbang.
Prosesnya terjadi dengan meningkatkan pembuangan zat seperti kalium dan kalsium ketika konsentrasi tinggi dan dengan meningkatkan reabsorpsi dan mengurangi sekresi ketika tingkatnya rendah.
Urine yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang disebut pelvis ginjal, kemudian terus mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di kandung kemih.
Urine yang berasal dari kandung kemih akhirnya akan mengalir menuju ke bagian uretra. Selanjutnya akan dibuang keluar ketika sahabat biologi buang air kecil.
Warna Urine yang Dihasilkan
Untuk hasil akhir dari proses pembentukan urine ini menghasilkan urine dengan warna yang bening. Hal ini disebabkan oleh kandungan air sekitar 96% yang tercampur dengan sekitar 2 % hasil dari proses metabolisme yang lain.
Selain itu warna urine kita juga ditentukan oleh zat pewarna pada empedu, dipadu dengan vitamin. Sehingga hasil urine setiap orang terkadang berbeda-beda. Dan setiap warna urine yang dikeluarkan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kesehatan yang ada pada tubuh kita.
Semakin bening warna urine sahabat biologi, maka semakin normal kondisi tubuh sahabat. Namun semakin keruh dan urine kita berwarna, seperti warna kekuningan hingga kemerahan dan bahkan gelap.
Maka ada yang salah dengan kondisi tubuh kita.
Skala warna pada urine
Berikut ini adalah skala pada warna urine :
Biasanya urine yang berwarna keruh disebabkan oleh proses makanan di dalam tubuh dan pembuangan racun kurang maksimal. Contohnya seperti mineral tertentu dan bahan kimia yang ada di dalam tubuh.
Maka akan langsung terlihat dari urine yang kita keluarkan. Apalagi ketika sahabat biologi sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Jika urine yang keluar terasa tidak sesuai dengan kondisi yang ada pada tubuh, atau tidak normal. Maka sebaiknya cek kondisi dan pola makan dan periksakan diri ke dokter.
Demikian pembahasan mengenai proses pembentukan urine yang wajib untuk sahabat biologi ketahui, semoga bermanfaat ya.
Artikel Lainnya :