Metamorfosis Belalang
Ekosistem.co.id – Metamorfosis belalang adalah salah satu daur ulang yang terjadi pada beberapa hewan tertentu. Tidak hanya belalang, kupu-kupu, kecoa dan katak juga mengalami metamorfosis dengan tahapan berbeda.
Pada kesempatan kali ini kita akan secara lengkap membagikan ulasan mengenai proses metamorfosis yang terjadi pada belalang.
Apa itu Belalang?
Belalang adalah salah satu jenis serangga yang menjadi hama bagi tumbuhan. Akan tetapi Belalang juga memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, terutama ekosistem sawah.
Belalang mempredasi hama lain dan menjadi mangsa bagi beragam jenis burung dan hewan melata.
Di sisi lain belalang juga merupakan salah satu jenis serangga yang mengalami metamorfosis dalam hidupnya. Metamorfosis yang dilakukan oleh belalang merupakan metamorfosis tidak sempurna.
Hal ini dikarenakan pada proses metamorfosisnya hanya melakukan fase kepompong atau pupa dan menjalani 3 tahapan utama. Tahapan ini meliputi :
1.) Fase telur
2.) Fase nimfa
3.) Belalang dewasa
Ciri-ciri Belalang
Belalang adalah hewan dengan karakteristik khusus dan unik, berikut ini adalah ciri-cirinya :
1.) Karakteristik Fisik
Jika dilihat berdasarkan anatominya, belalang memiliki warna khas hijau namun ada juga yang berwarna cokelat atau kehitaman. Kaki belakang pada belalang lebih besar agar mudah melompat. Sedangkan kaki depannya lebih kecil yang digunakan untuk berjalan dan meraih daun.
Belalang mempunyai antena berupa sensorik yang dapat merespon sentuhan dan bau. Mata belalang memiliki fungsi untuk merasakan intensitas cahaya dan mampu melihat dengan jangkauan yang luas.
Sepasang sayap yang dimilikinya lebih ramping pada bagian depan dan lebih besar pada bagian belakang.
2.) Makanan
Belalang termasuk hewan herbivora yang memakang tumbuhan seperti dedaunan namun ada juga yang omnivora, pemakan segala mulai dari tumbuhan hingga serangga yang lebih kecil.
3.) Reproduksi
Belalang jantan memiliki ukuran tubuh lebih kecil dibanding belalang betina yang berukuran lebih besar karena memiliki ovipositor yang merupakan alat khusus bagi belalang untuk bertelur.
Ketika sistem reproduksi telah matang maka belalang akan melakukan pembuahan lalu bertelur. Belalang betina akan menggali lubang dan menggunakan ovipositor untuk meletakkan telur mereka.
Setiap kali bertelur, belalang akan menghasilkan 10 hingga 300 butir telur.
4.) Perilaku
Belalang beraktifitas dan mencari makan di siang hari, namun ada juga belalang yang mencari makanannya di malam hari.
Pada siang hari belalang melakukan berbagai aktivitas, seperti mencari makanan. Belalang adalah hewan yang melakukan migrasi untuk mencari persediaan makanan baru ketika di tempatnya sudah habis.
Belalang hidup secara soliter tapi ada juga yang berpasangan ketika akan melakukan proses kawin. Tapi ketika bermigrasi belalang cenderung akan membentuk sebuah kelompok dengan belalang lain.
Predator utama belalang adalah tikus, ular, burung dan laba-laba, belalang sendiri memiliki kemampuan khusus. Yaitu berkamuflase dengan lingkungan karena warnanya yang mirip dengan daun atau dahan pohon.
Metamorfosis Belalang
Belalang mengalami proses daur ulang atau metamorfosis yang termasuk metamorfosis tidak sempurna. Berikut ini adalah ulasan lengkapnya :
1. Tahap Stadium Telur
Metamorfosis akan dimulai dengan fase telur yang dihasilkan dari pembuahan sel telur betina yang dilakukan oleh spermatozoa belalang jantan.Belalang betina akan meletakkan telur yang dihasilkannya di dedaunan dan batang pohon. Namun ada juga belalang yang menggali tanah dan meletakkan telur mereka di sana.
Belalang bisa menghasilkan 10 hingga 300 telur setiap kali melakukan proses perkembangbiakan. Telur belalang sendiri bentuknya mirip seperti beras.
Belalang akan meletakkan telurnya di bawah tanah setelah menggali sedalam 3 hingga 4 cm. Hal ini dimaksudkan agar telur tidak rusak karena suhu yang terlalu dingin pada saat musim salju.
Lama penetasan telur sendiri sangat bervariasi tergantung kondisi lingkungan, daerah tropis menjadi habitat terbaik belalang. Karena di wilayah ini belalang bisa menetaskan telurnya lebih cepat.
Hal ini dikarenakan telur mereka bisa mengalami masa dorman hanya 10 bulan hingga akhirnya menetas. Waktu ini terbilang lebih cepat dibandingkan di wilayah lain.
Telur-telur yang menetas akan mengeluarkan bayi belalang yang masih berwarna putih.
2. Tahap Stadium Nimfa
Nimfa adalah bayi belalang yang baru ditetaskan dan masih berwarna putih, belalang ini tidak hanya belum memiliki alat reproduksi namun juga belum memiliki sayap. Belalang muda ini akan mengalami fase nimfa selama 25 hingga 40 hari hingga akhirnya belalang muda mengalami pertumbuhan dan memakan dedaunan muda.
Belalang muda akan mulai mengganti kulit atau instarnya sebanyak 4 hingga 6 kali. Tergantung suhu dan kelembaban lingkungan serta jenis belalangnya.
Ketika mencapai fase instar ke enam atau 30 hingga 40 hari usia nimfa, nimfa ini pun akan mulai memiliki sayap. Fase pun akan diteruskan hingga masuk ke fase selanjutnya hingga belalang menjadi dewasa dan dapat terbang.
3. Tahap Stadium Belalang Dewasa
Belalang akan mengalami fase nimfa selama 1 bulan dan tahapan berikutnya akan berjalan hingga belalang tumbuh sebagai belalang dewasa yang memiliki sayap lengkap, memiliki tubuh yang kuat untuk terbang.
Di fase ini belalang juga sudah memiliki alat reproduksi dan sistem reproduksinya sudah matang. Sehingga belalang betina sudah bisa dibuahi
Pada fase ini, sistem reproduksi yang sudah matang, telah siap menghasilkan telur lewat proses pembuahan dari belalang betina oleh belalang jantan untuk menghasilkan telur.
Fakta Metamorfosis Belalang
Dari penjelasan di atas kita bisa menyimpulkan beberapa hal mengenai metamorfosis belalang, di antanya adalah :
1.) Belalang mengalami metamorfosis tidak sempurn.
2.) Metamorfosis belalang hanya terjadi dalam 3 fase (telur, nimfa, belalang dewasa)
3.) Belalang tidak mengalami fase pupa atau kepompong.
5.) Fase metamorfosis belalang sangat bervariasi mulai dari 10 bulan tergantung iklim dari wilayah tempat tinggalnya.
6.) Belalang bisa melalukan fase metamorfosis lebih cepat jika berada di wilayah tropis.
Jenis-jenis Belalang
Belalang memiliki banyak sekali jenis, namun kali ini kita hanya akan membahas beberapa jenisnya saja, berikut ini pembahasannya :
1.) Belalang Kayu
Belalang kayu termasuk ordo orthoptera dan merupakan herbivora dengan warna kecoklatan. Belalang ini juga mengalami metamorfosis yang sama dengan belalang lainnya. Ukuran belalang dewasa mencapai 85 mm dengan tubuh berwarna cokelat tua.
Sementara ketika masih muda warnanya belalang ini cenderung hijau dengan motif cokelat atau jingga.
2.) Belalang Sembah
Disebut juga dengan sentadu, belalang ini termasuk ordo Mantodea dan biasa juga disebut dengan nama mantis. Sebab belalang ini memiliki gaya yang sangat khas, yakni seperti sedang berdoa.
Belalang adalah salah satu hewan karnovira yang biasa memangsa kupu-kupu, jangkrik atau lebah.
3.) Belalang Hijau
Termasuk golongan ordo orthoptera, belalang hijau bernama latin Atractomorpha crenulata. Karakteristik belalang ini adalah warnanya yang hijau dengan caput, abdomen, toraks dan lainnya.
Belalang jenis ini merupakan hama bagi petani yang cukup meresahkan, sebab jika sudah berkumpul, belalang ini bisa berjumlah hingga jutaan.
Belalang hijau memiliki kemampuan khusus yakni polimorfisme yang membuat tubuhnya dapat berubah berwarna kecokelatan. Ini adalah mekanisme pertahanan belalang.
Demikian penjelasan metamorfosis belalang secara jelas. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita dibidang ilmu biologi.
Baca juga artikel menarik kami lainnya: