Bryophyta
Ekosistem.co.id – Bryophyta merupakan tanaman yang memiliki struktur sel sebagai penyusun tubuhnya. Bryophyta juga adalah salah satu jenis dari kormophyta berspora.
Bryophyta Adalah
Jika berdasarkan dari arti katanya, Bryophyta sendiri berasal dari dua kata. Yakni Bryo yang artinya adalah lumut, sedangkan phyton sendiri merupakan tanaman. Sehingga bisa diartikan jika Bryophyta merupakan tanaman lumut yang dapat bertahan hidup di darat dengan kondisi tempat tumbuh yang lembab dan teduh.
Ciri ciri Bryophyta
1.) Tidak memiliki pembuluh angkut (tumbuhan non vaskular).
2.) Hidup di darat utamanya tempat yang lembab (higrofit) walaupun ada beberapa spesies yang dapat tumbuh di dalam air.
3.) Masih berbentuk talus atau belum memiliki struktur jelas antara akar batang dan daun sejati TAPI TETAP memiliki bagian yang bentuknya menyerupai akar, batang dan daun.
4.) Multiseluler eukariotik dan mengandung klorofil pada plastidanya.
5.) Memiliki struktur rhizoid atau akar semu yang berperan dalam menarik air dari permukaan.
6.) Mengandung jaringan empulur sebagai pengganti pembuluh angkut (xylem ataupun floem) dan menarik air dan nutrient dengan cara difusi.
7.) Memiliki pergiliran keturunan hidup yang disebut metagenesis.
8.) Menghasilkan spora dan juga mampu menghasilkan sperma dan ovum.
Struktur Bryophyta
Kaki sporogonium | Vaginula |
Tangkai sporogonium | Seta |
Ujung seta yang melebar | Apophysis |
Kotal spora | Sprangium |
Tudung kotak spora yang berasal dari dinding arkhegonium | Kaliptra |
Jaringan yang tidak menghasilkan spora | Kolumela |
Tutup kotak spora | Sperkulum |
Gigi yang melungkari operkulum untuk mengeluarkan spora dalam kotak spora | Peristom |
Klasifikasi Bryophyta
Bryophyta merupakan kelompok tidak resmi yang menampung 3 kelompok besar organisme tumbuhan yang tidak memiliki pembuluh angkut yaitu Hepaticopsida (lumut hati), lumut tanduk (Anthorecerotopsida) dan lumut daun (Bryopsida). Lumut diketahui memiliki spesies sebanyak 20 ribu.
Berikut ini penjelasan lengkapnya :
1.) Hepaticopsida (Lumut Hati)
Lumut hari memliki siklus hidup yang mirip dengan lumut daun, tapi jika secara bentuk tubuh yang berbeda dengan lumut daun nya.
Sporangium tumbuhan ini memiliki sel dengan bentuk gulungan yang bernama elatera. Eltera ini sendiri nantinya akan lepas pada saat kapsul mulai terbuka. Fungsinya untuk membantu melancarkan spora.
Ciri-ciri Hepaticopsida
1.) Gemetofit memiliki warna hijau berbentuk tubuh lembaran, berlobuh dan pipih.
2.) Secara umum tidak memiliki daun misalnya seperti marchantia dan lunularia tapi ada juga yang memiliki daun seperti jungermannia.
3.) Lumut hati sendiri dapat tumbuh dengan posisi melekat dan mendatar di substrak dengan memanfaatkan rizoid.
4.) Banyak ditemukan di tempat yang lembab seperti hutan hujan tropis.
5.) Banyak tumbuh di permukaan air, seperti Ricciocarpus natans.
6.) Tidak memiliki klorofil dan di dalamnya tidak memiliki kandungan kolumella.
7.) Spora berkecambah tidak melewati proses pembentukan protenoma.
8.) Melakukan proses perkembangbiakan aseksusal.
9.) Lumut hati mengalami pembentukan kuncup atau gemma seperti polymorpha, lunalaria, dan blasia.
10.) Melakukan proses pembentukan tubas cabang seperti Riccia Fluitans, Targionia, Reboulia.
2.) Bryopsida (Lumut Daun)
Lumut daut mempunyai bentuk spiral dengan warna hijau muda hingga kecoklatan jika sudah hampir mati.
Tumbuhan ini pun tidak melekat di substratnya tapi bagian akarnya lah yang melejat di tempat tumbuhnya. Lumut daun sendiri mempunyai karakter yang berbeda dengan Hepaticopsida dan Anthocerotopsida.
Ciri-ciri Lumut Bryopsida
1.) Bryopsida memiliki lebih dari 14.500.
2.) Bagian tubuhnya seperti batang, rhizoid dan daun.
3.) Memiliki siklus hidup gametofit yang mendominasi.
4.) Tidak memiliki pembuluh.
5.) Memiliki struktur tubuh yang kecil.
6.) Tidak memiliki sel atau akar.
7.) Melakukan system reproduksi vegetatif degan spora.
3.) Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)
Lumut tanduk disebut seperti itu karena karakteristik morfologi lumut tanduk yang memiliki sporofit berbentuk kapsul yang memanjang dari tubuh gametofitnya dan mengandung lapisan kutikula.
Hal ini juga yang membedakannya dengan lumut lumut lain dan menjadi karakteristik utama lumut tanduk.
1.) Ada 100 spesies Anthocerotopsida.
2.) Struktur tubuh berbentuk kapsul menyerupai tanduk.
3.) Bentuk tubuh thallus.
4.) Sel pada anthocerotopsida terdiri dari kloroplas dan pyrenoid.
5.) Siklus hidup lebih didominasi gametofit.
6.) Rhizoid hanya terdapat 1 jenis saja.
7.) Sporogonium memiliki panjang 10-15 cm.
8.) Kandungan asam nukleat dekat dengan tumbuhan berpembuluh
9.) Habitat di daerah kelembaban tinggi.
10.) Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan 2 sel penutup.
11.) Kolumela diselubungi jaringan yang menghasilkan spora.
Siklus Hidup Bryophyta
Untuk siklus hidupnya sendiri Bryophyta sendiri menjadi dua bagian yakni gametofit dan sporofit. Pada fase gemetofit ini merupakan siklus hidup lumut dengan cara menghasilkan gamet.
Sementara pada fase sporofit merupakan siklus reproduksi dengan cara menghasilkan spora. Sehingga siklus hidup gemetofit lebih mendominasi jika dibandingkan dengan fase sporofit.
Secara lengkapnya, spora pada Bryophyta ini sendiri membentuk protinema yang dapat berubah menjadi lumut yang berkromosom dan dapat melalui proses misosis. Di proses ini kromosom ini sendiri membentuk anterdium serta arkegonium.
Hasil dari proses miosis ini sendiri adalah perkembangan tumbuhan lumut menjadi sebuah kromosom (2n) yang selanjutnya akan menghasilkan zigot lewat mitosis. Kemudian membentuk sporogonium (2n), sporangium (n) lewat sebuah proses sporofit.
Reproduksi Bryophyta
Bryophyta dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual dimana gamet betina yang menghasilkan arkegonia (sel telur) dan gamet jantan menghasilkan antheridia (sperma) disatukan.
Berawal dari sperma yang bergerak ke sel telur dengan menggunakan air sebagai perantaranya. Pertemuan keduanya disebut fertilisasi dan menghasilkan zigot. Kemudian zigot membelah menjadi protonema yang terus berkembang menjadi diploid.
Adapun reproduksi secara aksesual dimulai dari spora yang dihasilkan sporangium (kotak spora) melalui pembelahan meiosis. Pada proses meiosis menghasilkan spora haploid yang tumbuh menjadi protonema.
Manfaat Bryophyta
1.) Lumut hati bermanfaat sebagai obat hepatitis dengan menggunakan lumut Marchantia Polymorpha.
2.) Lumut hati yaitu Spagnum sp dapat digunakan sebagai bahan pembalut dan bahan bakar.
3.) Lumut di lingkungan hidup yang tumbuh subur dapat membantu menahan erosi.
4.) Lumut dapat menjadi sumber air yang baik ketika tidak ada air disekitar seperti musim kemarau.
5.) Lumut menghasilkan oksigen yang tidak kalah banyak dengan pohon pohon yang ada di Bumi.
6.) Salah satu jenis lumut hati yaitu Frullania tamarisci dapat digunakan sebagai obat antiseptik.
7.) Pada jenis lumut daun yaitu Cratoneuron filicinun mengandung senyawa yang dapat menjadi obat sakit jantung.
8.) Manfaat lumut yang lain adalah membantu pertumbuhan rambut dengan memberikan hasil tumbukan lumut daun Fissidens japonicum.
9.) Lumut hati jenis Haplocaldium catillatum dapat mengobati penyakit pneumonia.
10.) Spesies Conocphalum conicum yang merupakan lumut hati dapat digunakan sebagai antibakteri, antikanker, mengobati luka bakar dan luka luar.
11.) Lumut daun jenis Rhodobryum giganteum sering digunakan orang setempat sebagai obat menurunkan tekanan darah tinggi dan dalam dosis tinggi dapat digunakan untuk membius.
Demikian pembahasan kita tentang Bryophyta atau tumbuhan lumut secara lengkap, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita dibidang ilmu biologi.